2024
Menristekdikti Soroti Pentingnya Riset Dan Daya Saing Bangsa di SNSRT UPH.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (RISTEKDIKTI) Republik Indonesia, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph. D., Ak., membahas pentingnya riset dan tantangan ketahanan pangan, kesehatan, serta mitigasi kebencanaan di era industri 4.0 saat membuka Seminar Nasional Sains, Rekayasa, dan Teknologi (SNSRT) yang diadakan Universitas Pelita Harapan pada 26 Juni 2019, di Kampus UPH Lippo Karawaci.
Dalam pidatonya, menteri menyampaikan pentingnya Indonesia memiliki masterplan of national research. Ia menegaskan dalam kepemimpinannya telah menetapkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-20145 mencakup 10 bidang strategis yang menjadi perhatian pemerintah. Diantaranya ia menyinggung masalah ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan dan kebencanaan.
Ia mencontohkan integrasi berbagai bidang strategis yang perlu mendapat perhatian dari dunia pendidikan.
“Kesehatan jangan hanya dinikmati oleh orang kota saja. Semua orang harus bisa menikmati kesehatan dengan baik. Pendidikan kesehatan harus bisa menyebar dan ini akan menjadikan layanan kesehatan semakin baik. Tapi ini juga masih menghadapi tantangan yang berat dan tidak ada di Indonesia, seperti bagaimana rakyat Indonesia tetap selamat dari bencananya dan pangan terpenuhi dengan baik dan kesehatan tetap terjaga” jelas Menteri Mohamad Nasir.
Menteri juga mengingatkan tantangan dunia pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas.
“Yang saya canangkan adalah selalu National Competitiveness daya saing bangsa. Di dalam daya saing bangsa itu yang selalu saya tetapkan adalah bagaimana kualitas pendidikan perguruan tinggi di masa yang akan datang mampu bersaing dan menciptakan para lulusan yang berkualitas dalam bersaing di kelas dunia,” tegas menteri.
Menteri Mohamad Nasir juga mengapresiasi UPH karena telah memberikan dukungan serta support terhadap pemerintah melalui program studi yang terkait dengan bidang kesehatan seperti kedokteran dan kemajuan dalam science and technology.
Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M. Eng. Sc – Rektor dari UPH menyambut baik kedatangan Menristekdikti untuk memberikan arahan-arahan beserta pengetahuannya kepada mahasiswa UPH dan peserta SNSRT.
“Kita dari UPH sangat bersyukur bahwa dalam seminar ini Bapak Menteri berkenan datang dan memberikan pengarahan-pengarahannya yang sangat penting. Kehadiran Bapak Menteri memberikan bobot sendiri terhadap tema seminar nasional hari ini yaitu tantangan yang dihadapi dalam memasuki Industri 4.0 di bidang pangan, kesehatan, dan bencana. Oleh karena itu, hasil dari seminar ini, diharapkan menjadi masukan-masukan penting bagi pemerintah, masyarakat, dan peneliti untuk muncul atau tampil dengan gagasan-gagasan yang penting untuk perbaikan pertanian pangan, ketahanan kesehatan, dan mitigasi” pungkas Rektor.
Usai memberikan pidato, Menristek Dikti membuka rangkaian seminar dengan pemukulan gong didampingi Prof. Ismunandar – Dirjen Belmawa RISTEKDIKTI, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M. Eng. Sc – Rektor UPH, Mochtar Riady – Founder of Lippo Group, Stephanie Riady – Vice President for Marketing dan External Cooperation & Business Development UPH, beserta Eric Jobiliong, Ph.D. Dekan FaST UPH.
SNSRT UPH yang ke-3 ini akan berlangsung selama dua hari, 26-27 Juni 2019, diikuti 300 peserta, diantaranya 81 pemakalah dari 20 Perguruan tinggi di Indonesia dan institusi pemerintah.
Seminar nasional ini juga mengundang beberapa key note speaker yakni, Ocke Kurniandi, FSAI – Appointed Actuary BPJS Kesehatan, Prof. Dr. Bustanul Arifin – Guru Besar Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Komisioner dan Ekonomi Senior INDEF, dan Hirotaka Futamura – Nippon Steel Metal Products Co. Ltd.