Youth & Peace UPH “Generasi Muda Harus Jadi Harapan di Era Ketidakstabilan Global”.

Banyak permasalahan dunia yang mengancam stabilitas global seperti ancaman proxy war, perdagangan anak, narkoba, terror, dan lain sebagainya, membuat kelangsungan Negara Indonesia terancam. Kendati demikian, masih terdapat harapan yang dapat diupayakan generasi muda sebagai calon pemimpin dalam mengatasi permasalahan pelik tersebut. Ini lah yang menjadi sasaran kegiatan Youth & Peace: Hope in An Era of Global Instability, pada 26 April 2019 di D 502 UPH Kampus Lippo Village; sebagai bagian dari tugas akhir kelas Capstone mahasiswa Hubungan Internasional (HI) UPH.

Kegiatan ini menghadirkan 14 booth dengan merepresentasikan 14 isu permasalahan global dunia yang dipamerkan kepada siswa sekolah menengah sebagai target partisipan. Bersama Departemen Marketing and Admission, sebanyak 303 siswa SMA dari 14 sekolah di sekitar Bogor, Jakarta, dan Tangerang ini hadir dan mendengar paparan dari setiap booth yang ada. Ke-14 isu tersebut antara lain Migrant Workers, Foreign Support for Separatist Movement, Forest and Climate Change, Human Trafficking, Child Worker, Cyber Security and Espionage, Refugee and Displaced People, Fair Trade and Working Environment, Cultural Claims, Drug Trafficking, Money Laundering, Territorial Dispute Including Illegal Fishing, Radicalism and Terrorism, dan Human Security.

“Dengan kegiatan seperti ini kami mau para mahasiswa HI yang nantinya akan terjun dalam masyarakat mampu memahami permasalahan global yang ada dan bisa memberi kontribusi atau tepatnya menjadi harapan masa depan untuk mengatasnya. Dengan pameran ini para mahasiswa dituntut secara berkelompok untuk bisa melihat fenomena yang ada melalui kacamata teori HI, multidisiplin, perspektif secular, dan pandangan Kristen, kemudian menuangkannya dalam booth yang ada. Kemampuan mahasiswa untuk bekerja dalam kelompok dalam proses untuk mengungkapkan kembali isu yang ada melalui pameran dan presentasi adalah wujud tercapainya tujuan pendidikan tingkat 5 dalam taxonomy bloom yang juga mencakup ketiga ranah kemampuan baik kognitif, afektif maupun psikomotor,” jelas Elyzabeth B. Nasution – Ketua Program Studi Hubungan (HI) Universitas Pelita Harapan.

Elyzabeth juga menambahkan bahwa acara ini memang sengaja melibatkan siswa sekolah menengah, dengan tujuan agar para siswa sebagai calon pemimpin mendatang dapat dipupuk kesadarannya terkait permasalahan global. Sehingga melalui pembekalan ketrampilan strategi perdamaian sejak dini, diharapkan membantu mereka menjadi pemimpin yang peka dan tidak jadi bagian dari masalah di masa mendatang. Secara khusus kegiatan ini juga menjadi cara agar siswa sekolah menengah mendapatkan gambaran seperti apa lingkup keilmuan HI di UPH sehingga nantinya ketika bergabung di HI UPH, para siswa siap dibentuk menjadi generasi muda yang berperan dalam perdamaian dunia. (pl)

——
Testimoni Siswa
——
Ansell Hermawan
JAC School – Kelas 12
“Dari banyak booth yang ada, saya paling suka dengan booth yang membahas Immigrant Workers dan Child Workers. Pas saya kesana, saya jadi belajar bahwa situasi di Indonesia yang sekarang terjadi itu bagaimana dan solusinya. Jadi pasti ya kita mendapat wawasan yang lebih dan bermanfaat.”

Soh Nicaise Kenny
Jubilee School – Kelas 11
“Menurut aku, acara ini ngebuat kita kaum anak muda lebih aware dengan hal-hal yang harusnya kita sudah tahu. Jadi misal kalau dari dulu kita mementingkan budaya sendiri, pasti tidak akan ada yang merebut. Jadi hal seperti bisa untuk kita nanti ceritakan kembali pengetahuannya ke anak cucu kita.

Kemilau Bunga Hujan Saturindu
Sekolah Pilar Indonesia – Kelas 11
“Aku suka banget karena kakak-kakak menjelaskan itu sangat mudah dimengerti dan pas kita bertanya juga mereka bisa menjawab. Dan juga karena kakak-kakaknya tahu kalau kita ini masih SMA, jadi mereka menjelaskan itu tidak terlalu jauh dan masih berhubungan dengan millennial jadi tidak terlalu menjelimet banget.”

Clemencie Celesta Dominique Gradea
Mahanaim – Kelas 11
“Acara ini bermanfaat dan membuat aku tahu bahwa kita bisa menjadi salah satu orang yang membantu supaya suatu masalah tidak terjadi jadi jangan cuma bisa komentar ke pemerintah tapi kita juga bisa melakukan dan memberikan kontribusi yang terbaik.”

Mikhael
SMAN 83 Jakarta Utara – Kelas 11
“Walaupun aku baru mengikuti dua booth, namun aku langsung bisa mendapatkan manfaatnya. Aku jadi tahu kalau human traffickingitu sangat berbahaya dan jangan sampai terhasut untuk memutuskan menjualkan diri, karena kita ini adalah bait Allah.”

Tessalonika
SMA. Dharma Putra Advent – Kelas 11
“Kita ini kan cuma pakai media sosial, kita engga awareternyata ada bahaya dari media sosial yang kita pakai sehari-hari. Seperti kejahatan cybercrime. Namun, setelah kita dijelaskan mengenai bahayanya kita jadi tahu cara menggunakan yang baik itu seperti apa dan cara untuk menghidari kejahatannya itu bagaimana. Jadi sangat bermanfaat sekali sih.”

Lia
SMAN. 3 Kabupaten Tangerang – Kelas 10
“Acara ini kan ada kelas yang bisa diikuti, dan setelah aku ikut kelasnya, ternyata kelasnya itu banyak mengajarkan kerja sama dan membuat kita untuk tidak egois dan bilang kalau setiap konflik itu ada cara damai dalam menyelesaikannya.”