2024
UPH – READI Project Bekali Dosen Aktuaria Se-Indonesia dengan ‘Predictive Analytic’ Short course.
Program Studi Matematika UPH sebagai bagian dari program pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang aktuaria dalam proyek READI (Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Science Development in Indonesia), kembali ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan Short Course untuk dosen Aktuaria, yang berlangsung pada 1-5 Juli 2019 di UPH Kampus Lippo Village. Short Course ke-12 ini menghadirkan Prof. Emiliano A. Valdez, Ph.D., FSA – Professor Actuarial Science dari University of Connecticut, USA. Beliau juga adalah penulis buku “Actuarial Statistics with R”. Buku ini merupakan rujukan utama untuk beberapa mata ujian profesi Aktuaris dari Society of Actuary (SoA)..
Usai dibuka oleh Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., dilanjutkan sesi pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 50 dosen berbagai universitas se-Indonesia seperti Indonesia, IPB, ITS, Universitas Prasetya Mulya, Universitas Gadjah Mada, dan lainnya.
Dipilihnya Predictive Analytics menjadi topik short course, dilatarbelakangi perkembangan tren big data dan perkembangan tren revolusi Industri saat ini yang sangat membutuhkan analisis data dalam mengukur sesuatu hingga penentuan keputusan. Melalui short course ini diharapankan para tenaga pengajar semakin terbekali dan mampu membagikan knowledge terbaru bagi para anak didik.
“Short course seperti ini dibuat untuk membekali dosen-dosen mitra yang memang sudah berlatar belakang Matematika dan statistik tapi belum banyak ilmu dan pengalaman tentang ilmu-ilmu spesifik aktuari. Salah satunya predictive analytic, pembahasan yang terhitung baru dan berkaitan erat dengan big data dan industri 4.0,” jelas William James Duggan, READI Project Field Director, Indonesia.
Dalam Short Course secara sederhana Prof. Emiliano mengawalinya dengan penjelasan arti dari Predictive Analytics.
“Predictive Analytics adalah cara mengelola data untuk memprediksi sesuatu. Untuk mengukur resiko, hasil, dampak, dan juga banyak diterapkan untuk melihat dampak dari aktivitas keuangan (financial impact). Dalam Short Course kali ini, kita membahas secara spesifik tools untuk melakukan predictive analytics. Dimulai dari teori yang sangat penting hingga implementasi analisis melalui kasus-kasus aktual. Bagaimana studi kasus tersebut kita analisis menggunakan ‘R’. R merupakan salah satu programming tools yang digunakan untuk menganalisis data,” jelas Prof. Emiliano.
Sejalan dengan William, Prof. Emiliano juga menjelaskan bahwa dengan berkembangnya era big data ini maka sangat penting memahami predictive analytics . Seorang aktuaris tidak hanya mampu mendapat data yang tepat untuk membuat keputusan; tapi juga harus mampu menggunakan data dan menyelesaikannya ke dalam bentuk statistik. Pengolahan data melalui statistik menjadi dasar dalam membuat keputusan yang lebih tepat. Sehingga jumlah data yang sangat besar (big data) dapat diolah menjadi sesuatu yang berarti. Dari data yang sangat besar diklasifikasi menjadi lebih kecil dan disesuaikan dengan keperluan.
Mereseponi short course, Dr. Helena Margaretha – Koordinator Peminatan Aktuaria dan Matematika Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UPH melhat program ini merupakan hal positif bagi dosen.
“Short course seperti ini menjadi pembekalan bagi para pengajar aktuaria, agar kami selalu up-to-date dengan perkembangan jaman. Konsep big data, revolusi industri 4.0 itu baru berkembang sehingga perlu perlu dipahami betul oleh kami sebagai dosen. Sehingga kami tidak hanya memahami konsep keilmuan yang ada di tahun 90-an tapi terus diperluas dengan tren masa kini. Di UPH sendiri Predictive Analytics sudah diajarkan sebagai sisipan dalam beberapa mata kuliah. Namun kedepannya kami ingin menyusun satu mata kuliah terbaru yang fokus pada pembahasan Predictive Analytics. Saat ini telah ada tiga dosen UPH yang secara khusus menempuh studi lanjut di bidang Aktuaria di University of Waterloo, Kanada. Hal ini tentunya memperkuat kualitas pengajaran Ilmu Aktuaria dan Predictive Analytics di UPH”, tutur Dr. Helena.
Dr. Helena juga melihat bahwa dengan menjadi tuan rumah short course, menjadi bukti bahwa UPH selalu mengikuti perkembangan jaman mengikuti kebaruan guna memastikan para mahasiswa mendapat ilmu yang sesuai jaman dan tren.
Di akhir acara seluruh peserta juga mendapat sertifkat dan tidak hanya itu, short course ini juga membantu dalam persiapan bagi peserta yang ingin mengikuti ujian Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). (mt)