Teknik Industri UPH Ajak Mahasiswa Peduli Lingkungan dan Mengenal Green Industry.

Kemajuan industri tidak serta merta berdampak positif. Polusi dan pencemaran lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam sebagai akibat dari proses industri perlu disikapi dengan bijaksana, baik melalui gaya hidup maupun dengan penerapan ilmu pengetahuan. Karenanya dunia pendidikan ambil bagian dalam mengantisipasi dampk industri tersebut.

Salah satu konsep yang terus dikembangkan dalam menyikapi dampak industri adalah ‘Green Industry’. Untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap limbah industri dan penanggulangannya, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pelita Harapan industri, mengadakan seminar bertajuk ‘Green Industry’ dengan menghadirkan praktisi industri yang sudah menerapkan konsep peduli lingkungan.

Seminar ini menghadirkan dua pembicara diantaranya dari PT Teknotama Lingkungan Internusa, Obaja U. Santoso – General Manager (Electronic Waste Management Division) dan Tjatur Prasetijono – QEHS Management Representative. Seminar ini membahas mengenai Green Industry dan pengelolaan limbah Electronic Wasted (e-wasted) juga sampah plastik.

Dalam paparannya, Tjatur mengungkapkan bahwa sampah yang dihasilkan masyarakat sesungguh tidak selalu menjadi masalah, bila kita menerapkan Green Industry.

“Green Industry sendiri adalah industri yang ramah dan peduli akan lingkungan, membantu dalam pencegahan pencemaran, dan industri yang mengelola dan memanfaatkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),” ungkap Tjatur.

Lebih luasnya, Obaja juga menambahkan bahwa beragam jenis sampah atau limbah pastinya ambil andil dalam pencemaran lingkungan. Secara khusus dalam paparannya, Obaja menjelaskan adanya electronic wasted (E-Wasted) yang memerlukan proses pengolalaan yang benar.

“Mengurangi sampah e-wasted itu agak sulit. Karena cepat atau lambat, banyak barang elektronik yang lama kita simpan akhirnya dibuang dan jadi sampah. Jadi sekarang masalahnya bukan mengurangi namun bagaimana sikap dan cara kita pintar dalam mengolahnya. Apabila kita mengelolanya dengan benar, pasti lingkungan juga tidak akan terganggu. Sekarang ini kan masih banyak orang yang membuang barang elektronik ke pengepul yang belum tentu menggunakan metode yang benar dalam mengelolanya. Maka dari itu, kami menyarankan untuk mengumpulkannya langsung ke tempat yang sudah secara benar mengelolanya dengan baik.” tutur Obaja.

Obaja dari PT Teknotama Lingkungan Internusa – yaitu perusahaan jasa yang memang bergerak dalam pengelolaan limbah B3 menjelaskan salah satu hasil dari bentuk pemanfaatan
kembali dari pengolahan e-wasted. Misalnya pengelolaan sampah berbahan logam. Logam-logam yang merupakan commodity, nantinya akan dapat dimanfaatkan dan dibentuk secara batangan, atau dalam bentuk copper anode, atau dijadikan bahan bakar alternative, dan bisa juga ke dalam bentuk kerajinan tembaga seperti poci, teko, dan berbagai alat rumah tangga lain.

Selain e-wasted, dalam seminar ini peserta juga diajak untuk kembali menyadari bahwa sampah plastik ternyata masih menjadi permasalahan pencemaran lingkungan yang tidak ada habisnya.

Dr. Asmuwahyu Saptorahardjo – Technical Advisor dari PT Intera Lestari Polimer, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Masterbatch & Polymer Compound dan pencetus dari organic bag (Enviplast) mengatakan bahwa, plastik memiliki sifat yang tidak mudah teruraikan, sehingga ketika tidak memiliki waktu untuk di daur ulang akhirnya menjadi masalah akumulasi sampah. Hal ini diakui Asmuwahyu membuat Enviplast fokus membuat kantong kemasan ramah lingkungan yaitu kantong plastik yang terbuat dari singkong, jagung, dan bahan organik lainnya.

Mengakhiri paparannya, Dr. Asmu berharap permasalahan ini mampu disadari dan mendorong para mahasiswa dan peserta lainnya yang hadir untuk mulai memiliki gaya hidup baru. Cara termudah misal dengan mengganti penggunaan kantong plastik biasa dengan plastik yang berbahan ramah lingkungan.

Seminar ini diadakan pada 26 April 2019 di kampus UPH Lippo Village, Karawaci Tangerang ini merupakan bagian dari rangkaian acara INSTICT (Inter-University Competition) dengan mengusung tema Green Industry yang bertujuan menumbuhkan kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan. Seminar ini diikuti oleh 16 tim yang terdiri dari 3 orang peserta, di antaranya peserta mahasiswa Teknik Industri dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Brawijaya, Universitas Dian Nuswantoro, Institut Teknologi Bandung, Universitas Surabaya, dan Universitas Islam Indonesia.

Selain seminar, peserta juga mengikuti kegiatan seminar, lomba, dll. Diharapkan acara ini tidak hanya untuk menambah wawasan mahasiswa Teknik Industri tetapi juga dapat meningkatkan networking diantara mahasiswa Teknik Industri dalam bidang akademik dan non akademik dari berbagai kampus. (pl)