UPH Mendapat Kepercayaan Kemenlu untuk Turut serta Terlibat dalam Perdamaian dan Keamanan Dunia.

UPH baru saja mendapat kehormatan untuk turut berperan serta dalam keamanan dan perdamaian dunia. Dilatarbelakangi oleh terpilihnya Indonesia sebagai salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, keterlibatan ini dinyatakan dalam bentuk seminar yang sangat penting bertajuk ‘Strategi Diplomasi Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB’ yang diadakan pada 22 Januari 2019 bertempat di MYC UPH Lippo Village.
Kali ini Prodi Hubungan Internasional (HI) UPH mendapat kepercayaan dari Kemenlu untuk menjadi wadah bagi para mahasiswa menyampaikan ide-ide dan aspirasinya dalam keterlibatan kemanan dunia pada kuliah tamu yang dibawakan oleh Febrian A. Ruddyard, Dirjen Kerjasama Multilateral Kementrian Luar Negri dan Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D., Dean of Faculty of Social and Political Science.
Seminar ini diikuti oleh sebanyak 200an para mahasiswa HI UPH 2018. Meskipun terbilang baru saja memulai program studinya di UPH, banyak ide-ide kritis yang diajukan pada Kemenlu, diantaranya 1. Perlunya Indonesia mengandalkan kemampuan atau keunikannya di DK PBB untuk membangun demokrasi yang berkeadilan dan pada saat yang sama juga bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. 2.Indonesia perlu mendorong upaya dialog untuk denuklirisasi di Korean Peninsula antara AS dan Korea Utara agar tercipta stabilitas kawasan demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Asia. 3. Diharapkan Indonesia untuk terus aktif dalam memberantas terorisme selain menggunakan cara repressive measures jika diperlukan dan menawarkan kepada DK PBB program deradikalisasi yang sudah dilakukan di Indonesia untuk menangkal radikalisme dan terorisme.
Sebagaimana diketahui, Dewan Keamanan PBB ini menjadi sangat penting sejak Perang Dunia II hingga saat ini. Aleksius juga menyatakan bahwa perannya sangat signifikan untuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia. “Sesuai konstitusinya, Indonesia turut menjaga perdamaian dunia. Kita bersyukur dan patut berbangga Indonesia mendapat kepercayaan dari dunia internasional,” jelas Aleksius.
Sejalan dengan hal tersebut Dirjen Febrian juga menjelaskan bahwa posisi Dewan Keamanan ini memiliki kewenangan sangat luar biasa, bahkan apabila suatu keputusan sudah dikeluarkan, seluruh anggota negara yang lain harus mengikuti.
“Oleh karena itu keanggotaannya sangat selektif dan sangat kompetitif. Keanggotaan ini bukan sesuatu yang mudah dan sangat prestisius, bukan hanya dari sekedar simbolik, tapi juga memiliki kemampuan untuk bisa ikut mengatur juga ikut berkontribusi secara nyata terhadap berbagai masalah konflik di dunia”.
Lebih lanjut Dirjen Febrian juga mengatakan bahwa untuk menjadi Dewan Keamanan sendiri menurutnya bukan lagi sebuah pertanyaan apa yang kita dapat, melainkan sebuah privilege.
“Sebuah negara yang memiliki pengalaman dan kekuatan, dia harus memiliki kontribusi yang lebih terhadap penciptaan perdamaian. So it is a privilege, bagi suatu negara yang memiliki modal pengalaman sebagai negara yang demokrasi, stabil , dan juga bisa membangun serta kemampuan dan kapasitas untuk melakukan memberikan penciptaan perdamaian, seyogyanya perlu berada di Dewan Keamanan. Indonesia layak berada di Dewan Keamanan PBB,” tegasnya.
Aleksius menjelaskan bahwa kuliah tamu ini sendiri diadakan agar para mahasiswa tidak belajar dari textbook saja, namun langsung mendapat informasi dari profil yang sudah berpengalaman di kementrian Luar Negri.
“Agar mereka bisa diperkaya pemahamannya dan terinspirasi, serta tau bagaimana diplomasi itu dilaksanakan di situasi yang riil dan juga bagaimana Indonesia bisa menjadi Dewan Keamanan di antara persaingan yang tinggi. Juga yang terpenting, dapat terlibat dalam memberikan solusi bagi keamanan masalah – masalah dunia,” tambahnya.
Para peserta tampak antusias mengikuti seminar ini, beberapa dari mereka bahkan melontarkan pertanyaan –pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan yang akan diterima di mata kuliah tahun berikutnya.
“Seminar ini sangat informatif buat mahasiswa HI, dari sini dapat belajar banyak, UPH sangat spesial karena tidak semua universitas dapat mengundang pembicara seperti Pak Febri. Saya bersyukur,” ungkap Tirta mahasiswa HI 2018.